Percobaan menjelajah ke angkasa sudah dilakukan pada abad ke-16 di China. Waktu itu seorang petinggi daerah bernama Wan Hu, mencoba menjelajah ruang angkasa dengan kursi berpenopang dan 47 roket-roket kecil dibawahnya. Ketika semua roket dinyalakan, terjadi ledakan besar dan Wan Hu tidak bisa ditemukan lagi.
Empat abad kemudian, Yuri Gagarin menjadi manusia pertama berhasil menjelajah ruang angkasa dengan roket. Awalnya, ia dijadwalkan mengangkasa tanggal 13 April 1961. Tapi Khrushchev pemimpin Soviet yang percaya takhayul, memajukan tanggalnya satu hari lebih awal.
Gagarin mengelilingi bumi selama 108 menit di ketinggian 250 km. Di ketinggian, ia melaporkan pada ruang pengendali, "Bumi tampak biru, betapa indahnya. Sungguh menakjubkan." Ia kemudian bersiul lagu "The Motherland Hears, The Motherland Knows."
Selama Gagarin di angkasa, Khrushchev berulang kali bertanya, "Apakah dia masih hidup, apakah dia masih hidup?" Misi berhasil. Gagarin kemudian mendarat dengan parasut di Sungai Volga. Khrushchev senang, ia menunjukkan pada Amerika bahwa Soviet-lah pemenangnya.
Yuri Gagarin, anak tukang kayu itu diangkat menjadi pahlawan nasional. Ia dilarang mengangkasa kembali untuk bertugas sebagai pelatih pilot pesawat tempur. Maret 1968, Yuri Gagarin meninggal dalam kecelakaan pesawatnya pada usia 34 tahun dan dimakamkan di Kremlin.
Empat tahun sebelum kematiannya,
Presiden Soekarno menganugrahkannya Bintang Jasa Mahaputera dalam kunjungan ke Soviet. Atas dukungan Soviet setelah itu, Indonesia menjadi negara kedua di Asia setelah Jepang yang berhasil meluncurkan roket ke angkasa, yaitu roket Kartika-1 pada tanggal 14 Agustus 1964.